Sabtu, 15 Oktober 2011

Apakah ada batas umur berapa lama kita bisa hidup?

23:1-20 =
Sara mati dan dikuburkan
(1) Sara hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya; itulah umur Sara.
Apakah ada batas umur berapa lama kita bisa hidup?




Pertanyaan: Apakah ada batas umur berapa lama kita bisa hidup?

Jawaban: Banyak orang memahami Kejadian 6:3 sebagai membatasi umur manusia sepanjang 120 tahun. “Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."” Namun demikian, Kejadian 11 mencatat beberapa orang yang hidup melampaui 120 tahun. Karena itu beberapa menafsirkan Kejadian 6:3 mengatakan bahwa, secara umum, orang tidak lagi akan hidup melampaui 120 tahun. Setelah banjir, Anda memperhatikan bahwa umur manusia menurun secara drastis (bandingkan Kejadian 5 dengan Kejadian 11) dan pada akhirnya menyusut sampai di bawah 120 (Kejadian 11:24). Sejak waktu itu sangat sedikit orang hidup melampaui 120 tahun. Jadi ada kemungkinan bahwa Kejadian 5:32 adalah prediksi Allah bahwa karena kejahatannya umat manusia tidak akan hidup selama ratusan tahun (sebagaimana dalam Kejadian pasal 5).

Namun demikian, penfasiran lainnya, yang kelihatannya lebih sesuai dengan konteks, adalah bahwa Kejadian 6:3 adalah catatan bahwa Allah menyatakan bahwa Banjir akan terjadi 120 tahun dari saat Dia menyatakannya. Berakhirnya hari-hari manusia adalah rujukan pada dihancurkannya umat manusia karena Banjir. Ada beberapa yang mempermasalahkan penafsiran ini karena dikatakan Allah memerintahkan Nuh untuk membangun bahtera ketika Nuh berumur 500 tahun dalam Kejadian 5:32 dan Nuh berumur 600 tahun ketika Banjir terjadi (Kejadian 7:6); hanya ada waktu 100 tahun, bukan 120 tahun. Namun demikian, kapan Allah menyatakan itu dalam Kejadian 6:3 tidak diberikan. Selanjutnya, Kejadian 5:32 bukanlah waktu Allah memerintahkan Nuh untuk membangun bahtera, namun adalah umur Nuh ketika dia menjadi ayah dari ketiga putranya. Adalah sangat mungkin bahwa Allah menentukan bahwa air bah akan terjadi dalam 120 tahun dan kemudian menunggu beberapa tahun sebelum memerintahkan Nuh untuk membangun bahtera. Apapun kasusnya, 100 tahun antara Kejadian 5:32 dan 7:6 sama sekali tidak bertolak belakang dengan 120 tahun yang disebutkan dalam Kejadian 6:3.

Beberapa ratus tahun setelah Air Bah, Musa mengatakan, “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap” (Mazmur 90:10). Baik Kejadian 6:3 ataupun Mazmur 90:10 bukanlah merupakan batas umur umat manusia. Kejadian 6:3 adalah prediksi mengenai jangka waktu untuk Air Bah. Mazmur 90:10 sekedar menggambarkan bahwa secara umum orang hidup 70-80 tahun (yang masih berlaku sekarang ini).

Rabu, 20 Juli 2011

Proposal

Jakarta Ku Bebas Polusi
Tanam Sejuta Pohon dan Konser Hijau

Salinan ke : 1
Versi : 1.B
Tanggal : 21 Agustus 2010
Abstrak Proposal ini merepresentasikan penawaran [Nama_Perusahaan_Anda]
selaku Event Organizer (EO) dalam rangka pelaksanaan kegiatan
“Jakarta Ku Bebas Polusi”.
Dibuat oleh:
[Nama_Perusahaan_Anda]
Free Proposal Portal at http://chandil.wordpress.com
Hak Cipta © 2007 [Nama_Perusahaan_Anda]
Dokumen ini merupakan hak milik dan hak cipta dari [Nama_Perusahaan_
Anda]. Materi di dalam dokumen ini tidak diperkenankan untuk dibuka
sebagian ataupun keseluruhan tanpa persetujuan tertulis dari
[Nama_Perusahaan_Anda]. Tidak ada bagian dari proposal kegiatan “Jakarta
Ku Bebas Polusi” ini yang diperkenankan untuk digandakan dalam bentuk
apapun selain dari tujuan untuk mengevaluasi dokumen proposal
[Nama_Perusahaan_Anda], dan harus dapat dikembalikan berdasarkan
permintaan.
Dokumen ini disajikan untuk membantu [Nama_Client_Anda] dalam menilai
penawaran yang diajukan dan merupakan hal yang normal apabila
kebutuhan yang diajukan kemungkinan berubah mengikuti perubahan usaha
dan perubahan operasi. [Nama_Perusahaan_Anda] percaya bahwa proposal
yang diajukan ini dapat menjawab kebutuhan rangka pelaksanaan kegiatan
untuk mengkampanyekan isu pamanasan global di wilayah DKI Jakarta.
Jangka waktu kesahihan dari dokumen ini adalah satu (1) bulan sejak
tanggal penerimaan yang dibuat oleh [Nama_Perusahaan_Anda].
Free Proposal Portal at http://chandil.wordpress.com
1. LATAR BELAKANG _______________________
Suhu di dunia semakin lama semakin panas, hal ini disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu tingkat polusi udara yang terus meningkat, dimana
penggunaan freon dan asap buangan kendaraan bermotor yang makin tinggi,
penebangan hutan yang tidak diikuti dengan reboisasi hutan atau
penanaman kembali hutan. Masalah ini didunia dikenal dengan “Global
Warming” atau “Pemanasan Global”. Pemanasan global menyebabkan
perubahan iklam di dunia yang cukup drastis, serta menyebabkan efek
rumah kaca. Untuk menyikapi isu global warming (pemanasan global) di
dunia international maka Indonesia yang merupakan salah satu paru-paru
dunia berusaha untuk menyikapi hal ini dengan cara turut serta perduli
terhadap isu Pemanasan Global ini. Jakarta sebagai ibu kota negara
Indonesia menjadikannya sebagai cerminan dari bangsa Indonesia dan
provinsi Jakarta sebagai tolak ukur bagi provinsi-provinsi lainnya.
2. TEMA ACARA _____________________________
Tema acara yang dipilih adalah “Jakarta Ku Bebas Polusi”, karena target
utama dari kegiatan ini adalah warga DKI Jakarta, sebagai warga dari ibu
kota negara Indonesia. Diharapkan dengan dipilihnya tema ini kegiatan
tersebut dapat membangkitkan semangat warga DKI Jakarta untuk
mendukung kepedulian akan isu pemanasan global dan dapat turut serta
secara aktif untuk mengurangi dampak dari pemanasan global ini dalam
prilaku keseharian mereka.
Free Proposal Portal at http://chandil.wordpress.com
3. PENYELENGGARA ACARA ________________
Penyelenggara kegiatan ini adalah Pemda DKI Jakarta & Dinas Kebersihan
yang sudah menjadi agenda mereka dalam mensosialisasikan isu dari
pemanasan global serta mendukung pengurangan polusi udara sebagai salah
satu cara mengurangi efek negatif dari pemanasan global. Pemda DKI
Jakarta bekerjasama dengan [Nama_Perusahaan_Anda] dalam melakukan
perencanaan, persiapan, sampai dengan pelaksanaan kegiatan.
4. JADWAL KEGIATAN ACARA ______________
Kegiatan ini diselenggarakan selama 2 hari, dimana hari pertama merupakan
kegiatan yang bersifat formal dan protokoler sedangkan dihari kedua
merupakan kegiatan yang bersifat sosial dan kemasyarakatan.
Hari Pertama
Tema : “Tanam Sejuta Pohon”
Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Desember 2007
Jam : 07.00 WIB s/d 12.00 WIB
Tempat : Lapangan Monumen Nasional dan di setiap
Kantor kelurahan di DKI Jakarta
Hari Kedua
Tema : “Konser Hijau”
Hari/Tanggal : Minggu, 23 Desember 2007
Jam : 10.00 WIB s/d 17.00 WIB
Tempat : Lapangan Monumen Nasional
Free Proposal Portal at http://chandil.wordpress.com
5. KONSEP ACARA _______________________
Hari Pertama
Tema : “Tanam Sejuta Pohon”
1. Pembagian pohon kepada perwakilan masing-masing kelurahan DKI
Jakarta oleh Abang dan None DKI Jakarta.
2. Jalan dan Sepeda Santai, melewati jalan protokol DKI Jakarta yang di
ikuti oleh sebagian besar warga DKI Jakarta, komunitas Bike To Work
DKI Jakarta, Komunitas Pencinta Alam dan lain-lain.
3. Pemberian penghargaan “Kelurahan Terhijau di Ibu Kota.
Hari Kedua
Tema : “Konser Hijau”
4. Pembagian atribut Jakarta Bebas Polusi ke setiap warga yang
melintasi di Bundaran Hotel Indonesia, oleh seluruh panitia dan artis
ibu kota.
5. Live musik yang dibawakan oleh artis ibu kota.
6. RINCIAN KEGIATAN ACARA ______________
Hari Pertama
Tema : “Tanam Sejuta Pohon”
1. Pembagian pohon kepada perwakilan masing-masing kelurahan DKI
Jakarta.
a. Pohon yang dibagikan akan diantarkan ke masing-masing kantor
kelurahan, dan akan diterima oleh setiap lurah.
b. Setiap lurah akan menggerakan warganya untuk menanam
pohon tersebut disetiap area taman di daerahnya.
Free Proposal Portal at http://chandil.wordpress.com
2. Jalan dan Sepeda Santai, melewati jalan protokol DKI Yakarta,
a. Start : GOR Senayan yang mana bendera Start akan di angkat
oleh Gubernur DKI Jakarta
b. Jalan Thamrin
c. Jalan Jenderal Sudirman
d. Finish : Lapangan Monumen Nasional
3. Pemberian penghargaan “Kelurahan Terhijau” se-Ibu Kota.
a. Tim Juri akan melakukan pengecekan dan survey ke setiap
kelurahan untuk menilai keindahan dan penghijauan yang
sudah dilakukan di hari sebelumnya.
b. Tim juri akan mengumumkan pemenang atas penghargaan
“Kelurahan Terhijau di Ibu Kota”.
Hari Kedua
Tema : “Konser Hijau”
4. Pembagian atribut Jakarta Bebas Polusi ke setiap warga yang
melintasi di Bundaran Hotel Indonesia, oleh seluruh panitia dan artis
ibu kota.
5. Live musik yang dibawakan oleh artis ibu kota.
6. Penutupan Acara.
7. BENTUK KEGIATAN ACARA ______________
Promosi Acara:
1 Desember 2007 – 22 Desember 2007:
• Spot iklan di RCTI, SCTV, ANTV, GLOBAL TV, dan JAK TV.
• Pemasangan spot iklan di 9 Radio Swasta di DKI Jakarta
• Pembagian stiker.
• Iklan di beberapa media cetak Nasional dan media cetak Local.
• Pemasangan Spanduk di 100 titik di DKI Jakarta
Free Proposal Portal at http://chandil.wordpress.com
• Pembagian selebaran sebanyak 500.000 pcs
23 Desember 2007
• Jalan dan Sepeda Santai yang dimulai dari GOR Senayan dan berakhir
di Lapangan Monumen Nasional. Jalan dan Sepeda Santai ini dibuka
oleh Gubernur DKI Jakarta.
• Pembukaan acara “Tanam Sejuta Pohon” yang dilakukan oleh
Gubernur DKI Jakarta yang di lakukan di Lapangan Monumen Nasional
• Pencanangan program “Tanam Sejuta Pohon” di DKI Jakarta.
• Pemberian tugas kepada Abang None DKI Jakarta sebagai duta
“Hijau” DKI Jakarta, untuk menyerahkan bibit pohon kepada setiap
kelurahan di DKI Jakarta.
• Pemberian penghargaan Kelurahan terhijau se DKI Jakarta.
24 Desember 2007
• Pembukaan Acara “Konser Hijau” yang dibawakan oleh Kepala Dinas
Penghijauan DKI Jakarta.
• Konser musik yang di isi oleh sejumlah artis dan musisi, yaitu :
o Iwan Fals
o Slank
o Gigi
o Padi
• Penutupan Acara
Free Proposal Portal at http://chandil.wordpress.com
8. STRUKTUR PANITA KEGIATAN ___________
Pelindung :
Penasihat :
Penyelanggara : [Nama_Perusahaan_Anda]
[Alamat_Perusahaan_Anda]
[Telp&Fax_Perusahaan_Anda]
Ketua Penyelenggara :
Wakil Ketua :
Sekertaris :
Seksi Dana :
Operasional :
Keamanan :
Sponsorship :
9. ANGGARAN KEGIATAN __________________
1.Spot Radio :
2.Talk Show Radio :
3. Iklan (RCTI, SCTV, GlobalTV dan ANTV :
4.Baliho :
5.Iklan Media Cetak :
6.Leaflet :
7. Mobil Promo Keliling :
8.Promo SMS :
9. Atribut “Jakarta Bebas Polusi” :
10.T-shirt panitia dan peserta :
11.dll :
TOTAL : Rp. ……………………..,-
Free Proposal Portal at http://chandil.wordpress.com
10. SASARAN KEGIATAN ACARA ___________
Tujuan atau sasaran dari kegiatan acara ini adalah semua warga DKI Jakarta
dari bebagai kalangan agar lebih perduli lagi akan penghijauan kota DKI
Jakarta dengan tujuan untuk mengurangi tingkat polusi yang ada.
11. SUMBER DANA KEGIATAN_______________
Sumber dana untuk melaksanakan kegiatan ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Dana Pemerintah Daerah (20%)
2. Dana Donatur (20%)
3. Dana Sponsorship (60%)
12. SPONSORSHIP KEGIATAN ACARA _______
Panitia penyelenggara “Jakarta Bebas Polusi” mengundang partisipasi
perusahaan bapak / ibu dalam program sponsorship sebagai berikut :
SPONSOR UTAMA GOLD
Biaya sponsorship sebesar 40% dari total biaya yang dibutuhkan
Keuntungan :
- Nama dan Logo Perusahaan ditampilkan pada Spanduk START dan
FINISH.
- Logo perusahaan ditampilkan pada Back Drop panggung konser Hijau
- Logo Perusahaan ditampilkan pada banner / umbul-umbul di jalan
Sudirman sebanyak 100 buah.
- Logo Perusahaan ditampilkan pada setiap iklan di Media Cetak dan
Madia TV.
Free Proposal Portal at http://chandil.wordpress.com
- Logo Perusahaan ditampilkan pada setiap stiker promosi yang
dibagikan.
- 10 (sepuluh) undangan VIP Konser Hijau.
SPONSOR UTAMA SILVER
Biaya sponsorship sebesar 10% dari total biaya yang dibutuhkan
Keuntungan :
- Logo perusahaan ditampilkan pada Back Drop panggung Konser Hijau
- Logo Perusahaan ditampilkan pada banner / umbul-umbul di jalan
Sudirman sebanyak 100 buah.
- 5 (lima) undangan VIP Konser Hijau.
CO SPONSOR A
Biaya sponsorship sebesar 5% dari total biaya yang dibutuhkan
Keuntungan :
- Logo perusahaan ditampilkan pada Back Drop panggung Konser Hijau
- 2 (dua) undangan VIP Konser Hijau.
CO SPONSOR B
Biaya sponsorship sebesar 5% dari total biaya yang dibutuhkan
Keuntungan :
- Logo perusahaan ditampilkan pada Back Drop panggung Konser Hijau
- 2 (dua) undangan VIP Konser Hijau.
Free Proposal Portal at http://chandil.wordpress.com
13. PENUTUP________________________________
Akhir kata kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap
kesempatan yang telah diberikan oleh [Nama Client] kepada kami untuk
dapat turut serta memberikan konsep dan ide acara dalam proposal ini.
Besar harapan kami dapat bekerjasama dengan [Nama Client] dalam
penyelenggaraan acara tersebut. Atas perhatiannya kami ucapkan tarima
kasih.

Senin, 20 Juni 2011

150 Tahun HKBP (Deskripsi etnografi Perayaan Jubileum 150 Tahun HKBP di HKBP SUKA DAME Pematangsiantar)

Sejarah HKBP SUKADAME

PENDAHULUAN
            Sejak tanggal 07 Oktober 1861 HKBP sudah berdiri dan HKBP selalu merayakan tanggal 07 Oktober menjadi hari kelahiran. Merayakan hari kelahiran ini disebutlah pesta Jubileum, Jubileum 75 Tahun HKBP dilaksankan tahun 1936 dipusatkan disipirok, Jubileum 100 Tahum HKBP dilaksanakan tahun 1961 dipusatkan di Tarutung, dan Jubileum 125 Tahun HKBP dilaksanakan tahun 1986 di tiga tempat yaitu di Tarutung, Pematangsiantar, dan Jakarta. Setiap Pesta Jubileum sudah merupakan tradisi di HKBP selalu membuat sejarah Gereja HKBP secara singkat. Ditinggkat jemaat, ditingkat distrik maupun secara Nasional.
Tahun ini HKBP melaksanakan Pesta Jubileum 150 Tahun HKBP dalam rangka perayaan Jubileum 150 Tahun HKBP maka HKBP SUKADAME menyusun sejarah singkat HKBP SUKADAME.
Tuhan Allah selalu menyertai Gereja HKBP SUKADAME, Hal itu nampak dari kehidupan setiap hari dimana pembangunan spritual semakin nyata dengan kata lain campur tangan Tuhan Allah cukup banyak. Oleh karena itu jemaat HKBP SUKADAME patut bersuka cita seperti Bangsa Israel pada kejayaan Raja Daud penuh dengan tertawa, mereka juga bersaksi Tuhan telah melakukan perkara besar maka mereka bersuka-cita (Mazmur 126 : 3). Demikian lah Jemaat HKBP SUKADAME oleh karena Sukacitanya bersaksi membuat sejarah. 150 Tahun HKBP di HKBP SUKADAME.

Pra Sejarah HKBP
            HKBP merupakan salah satu gereja protestan yang berdiri pada tanggal 07 Oktober 1861, yang didirikan oleh empat orang pendeta :
  1. Pdt. Heine
  2. Pdt. Klamer
  3. Pdt. Betz
  4. Pdt. V (P) an Asselt
Keempat Pendeta tersebut melakukan rapat untuk menetapkan pembagian kerja untuk memberitakan berita injil ditanah Batak. Tetapi dengan luasnya daerah Tanah Batak keempat pendeta tersebut mengalami kesulitan untuk mengabarkan injil keseluruh daerah tanah Batak. Maka mendengar hal tersebut missionaris protestan Jerman melakukan Zending Barmen Jerman, yang kemudian mengambil kesepakatan untuk mengutus DR.I.L Nomennsen.
Kehadiran DR.I.L Nomennsen ini menghasilkan dampak yang positif bagi penyebaran berita injil, sehingga masyarakat Batak semakin bertambah-tambah menjadi penganut agama kristen. Namun dengan adanya pergolakan akibat perang dunia ke-II maka pendeta-pendeta yang diutus Zending Barmen Jerman di HKBP dipanggil kembali ke negaranya. Situasi ini membuat HKBP goyah, akibatnya para pendeta Batak melakukan Sinode Agung Istimewah tanggal 10-11 juli 1940 maka terpilihlah Pdt Karsianus Sirait menjadi Vorsitter dan membuat HKBP berdikari (Manjujung Baringinna).
Melihat daerah tanah batak yang begitu luas dan HKBP telah tersebar diberbagai daerah Batak, maka beliau mengajukan kebijakan pembuatan distrik di HKBP. HKBP Suka Dame merupakan distrik V Sumatera Timur. yang merupakan gereja yang saat ini telah menjadi sebuah ressort. Yaitu ressort HKBP Suka Dame. Gereja HKBP ini mengadakan Perayaan Jubileum 150 Tahun HKBP pada tanggal minggu 19 juni 2011. Dimana acara jubileum ini dirayakan sedemikian rupa, dengan nama HKBP yang merupakan gereja suku Batak, Maka perayaannya tidak terlepas dari Adat istiadat Batak. Dimana Adat merupakan sebuah kebudayaan yang mana Kebudayaan tersebut merupakan hasil karya dan karsa yang dihasilkan untuk mempertahankan diri yang dilakukan oleh manusia.
Perayaan jubileum ini dirangkai sedemikian rupa melalui kebaktian, Kata-kata sambutan panitia, acara tortor Batak Toba, dan juga pembacaan Sejarah berdirinya HKBP. Acara ini dihadiri oleh Para pendeta-pendeta, sintua yang ada, dan juga para jemaat HKBP Sukadame. Dimana yang hadir yaitu Pdt.H. Panjaitan STh yang merupakan pendeta ressort di gereja tersebut.
Acara manortor ini sangat menarik dimata saya, dimana dalam sebuah religi acara agama masih dapat digabungkan dengan acara-acara adat-istiadat yang ada dalam Batak Toba. Dimana dalam Tortor Batak Ada yang manorto ada juga yang manomu-nomui.
ACara tersebur berlangsung meriah dan strategis sesuai dengan apa yang dirancang oleh Panita Perayaan HKBP Jubileum 150 Tahun HKBP.
Agama dan Budaya dapat bersatu jika dipakai dengan pemikiran yang stabil dan efisien.

Kamis, 16 Juni 2011

Siantar dengan Kebijakan Barunya

Kota siantar yang dikelilingi Kabupaten Simalungun tersebut, yang memiliki pontensi budaya yang sangat luar biasa dimana adanya terdapat beragam etnis yang ada didunia ini. Siantar yang sangat terobsesi dengan julukan kota pendidikan tersebut berusaha dengan kebijakan-kebijakan yang di usulkan tiap pimpinan yang memerintah pemerintaha kota Siantar. Mulai dari Sekolah Gratis-Perbaikan Gizi yang saat ini kita lihat ada disetiap Sekolah Dasar yang ada.


Dilihat sekilas Kebijakan ini sangat lah menarik perhatian, Mengapa saat pemerintahan 2011 ini, muncul kebijakan tersebut, mengapa tidak dari waktu yang lama kemaren....
Apa sebenarnya tujuan Pemerintah??
Apakah Anak-anak siantar Memang kurang Gizi??

Mari kita PErtanyakan Hal ini........................

Antropologi Visual “Playing Between The Elephant.”

Film yang berjudul  “Playing Between The Elephant.”  ini dibuat selama setahun setengah di sebuah desa di Pidie, Aceh, yang terkena dampak tsunami tahun 2004. Selain tsunami, penduduk desa ini juga tergolong dalam masyarakat yang sederhana, bukan hanya dalam struktur sosial, namun juga dalam ekonomi dan lokasi desanya. Dari film itu nampak desa mereka dipisahkan oleh sebuah sungai besar yang dihubungkan dengan sebuah jembatan gantung yang sangat riskan kalau dilalui oleh mobil dengan muatan berat. Ketertinggalan juga nampak dari model rumah penduduk yang ada di sana. Rumah yang sangat sederhana, sebuah petakan yang tinggi di sepinggang yang kemungkinan tanpa kamar. Sayangnya dalam film tidak menshot kondisi di dalam rumah.
Film ini bercerita mengenai proses pembangunan rumah yang dilakukan oleh UN-Habitat sejak perencanaan awal hingga kahir dan keterlibatan masyarakat di dalamnya. Sang sutradara dengan cerdas mengambil setiap kejadian yang ada dalam masyarakat di sana selama setahun. Hasil itu kemudian diramu menjadi sebuah film yang SUNGGUH!!! sangat hidup. Bahkan mirip dengan sebuah film yang dibuat dengan sebuah narasi yang direncanakan. Padahal jelas, ini adalah film dokumenter yang semuanya tidak diseting dan tidak diatur oleh seorang sutradara sebelum film dibuat. Ia hanya menshoting berbagai kejadian dalam masyarakat lalu kemudian dirangkai menjadi sebuah film. Bagai saya si mahasiswa telah melakukan sebuah pekerjaan luar biasa. Ia masuk ke dalam sebuah masyarakat tanpa sebuah perencanaan film yang bagaimana akan dibuat nantinya. Ia mengaku hanya ada bayangan awal bahwa akan ada sebuah rekonstruksi rumah dalam masyarakat tersebut. Namun sedikitpun ia tidak membayangkan kalau hasilnya adalah seperti yang dia buat dalam sebuah film tersebut.
Bagi saya, meskipun ini adalah sebuah hasil antropologi visual, namun kalau saya pelajari dari “balik layarnya” ini adalah sebuah pelajaran mengenai antropologi. Ada beberapa catatan yang saya ambil dari cerita si mahasiswa dalam proses pembuatan dan pemutaran film ini. Pertama, ia adalah “orang asing” yang masuk ke dalam sebuah masyarakat. Saya yakin pasti ada cara-caranya masuk ke dalam masyarakat tersebut. Bagaimana ia menyampaikan maksudnya, bagaimana ia menjelaskan kepada masyarakat bahwa ia akan membuat sebuah film. Bagaimana ia dengan rajin setaip hari datang ke sana, ke dalam kampung itu dan kemudian mendapatan engle yang luar biasa menarik sehingga dapat dirangkai menjadi sebuah film. Bagaimana ia bisa mendapatkan masyarakat yang -dalam kamera- nampak tidak peduli dengan apa yang ia lakukan. Masyarakat dalam berbagai kesempatan tetap saja berjalan sebagaimana adanya, nampak seperti tidak dibuat-buat -dan memang saya yakin begitu adanya. Hanya beberapa sisi dari Pak Keuchik saja yang nampaknya diseting oleh sutradara. Namun kebanyakan dari aksi masyarakat berjalan sangat alamiah dan seperi umumnya yang ada dalam masyarakat.
Kedua, bagaimana dia bisa mendapatkan titik-titik yang menarik dalam masyarakat yang sedang berjalan, lalu ia menjadikan titik itu sebagai rangkaian cerita yang mengalir dan bersambung. Padahal apa yang ia lakukan adalah sebuah proses yang sangat lama dan terus berubah dalam amsyarakat. Namun nampak jelas kemudian bagaimana ia mampu menghubungkan titik yang ia peroleh tersebut menjadi sebuah rangakian cerita yang sangat menggugah. Saya lihat tidak ada masyarakat yang nampaknya keberatan dengan apa yang dilakukan sang sutradara terhadap mereka. Mereka tetap saja melakukan segala seuatu sebagaimana adanya, kebiasaan mereka sendiri di kampungnya.
Ketiga, bagaimana ia meutuskan untuk mengamil sebuah alur cerita yang kemudian menjadi sebuah film. Dari informasi si mahasiswa, ia memiliki 200 jam hasil shotuingan di lapangan. Dari 200 jam ini kemudian ia hanya mengambil 2 jam saja untuk sebuah film. Bagaimana caranya memilih? Bagaimana ia menentukan sesuatu yang perlu dan sesuatu yang tidak perlu dari datanya padahal ia sudah mendapatkan data tersebut? Bagaimana ia dengan “teganya” membuang data yang sudah diperoleh dengan suah-payah hanya untuk mempertahankan 2 jam film yang ia perlukan. Ini butuh kejelian dan kemampuan dalam memahami secara mendapam apa yang ada di lapangan dan apa yang kita butuhkan untuk penelitian.
Saya yakin apa yang dilakukan orang ini adalah sebuah usaha besar yang melelahkan dan sangat sulit untuk dibuat pada awalnya. Namun setelah ia menjadi film dan ditonton, sungguh ini adalah sebuah karya yang ajaib dan menentukan sebuah cerita yang sangat khas Aceh pada masa awal tsunami. Saya tahu ini sebab saya juga pernah menjadi petugas lapangan di Teunom. Apa yang ada dalam film ini adalah apa yang saya lihat di teunom dulu. Banyak orang yang marah-marah, yang tidak suka dengan apa yang kita lakukan. Banyak orang yang tidak mengerti dengan program yang mereka ikut atau sok tidak mengerti. Banyak orang yang melakukan hal-hal yang pada dasarnya tidak mungkin dan tidak perlu.
Saya sangat yakin sebagai sebuah karya antropologi, apa yang dilakukan oleh sutradara film ini juga sebuah pelajaran pada seorang antropolog atau seorang yang sedang melakukan penelitan sosial. Langkah yang ia jalankan oleh orang tersebut juga langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti sosial yang lain. Apa yang kemudian dikaryakan sebagai hasil dari kerja lapangan yang panjang dalam masyarakat tersebut juga sebagai sebuah hasil yang seharusnya diperoleh oleh seorang yang sedang melakukan penelitian lapangan di desa.
Saya belajar bagaimana sebuah karya antropologi yang sifatnya etnografi memang terkadang jauh dari apa yang sebelumnya direncanakan oleh seorang peneliti. Apa yung diperoleh di lapangan sungguh sangat tidak terduga dan tidak dapat dipredisksi. Makanya diperlukan sebuah pencatatan yang mendatail dari apa yang ada di lapangan dan sedikit komentar yang sifatnya general. Ini akan sangat membantu seorang peneliti dalam membuat sebuah karya ilmiah setelah ia kembali ke kantornya di mana ia memulai menulis

Rabu, 15 Juni 2011

Demi Sebuah Identitas

Perjalanan yang tak terlupakan, melintas dari medan menuju Kampung Bali yang berada dilangkat, dengan sudako merah yang dikendarai , melewati perkebunan sawit dan karet warga, yang serunya lagi melintasi sungai Bahorok dengan Rakit yang di design sedemikian rupa, yang dapat digunakan penduduk untuk beraktifitas demi sebuah kehidupan yang berharga.


Perjalanan yang menghabiskan waktu hampir 4 jam tersebut, tidak menghasilkan sebuah kekecewaan, Kampung Bali yang dijumpai memiliki potensi Alam SOsial yang tidak ada bandingnya, selain dibandingkan Dengan Bali Aslinya.

Para masyarakat kampung bali yang melakukan aktivitas sebagi Tukang Deres Karet Dengan penghasilan kotor Rp.100.000,-per hektar yang tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka, Hal tersebut tidak membuat mereka putus asa, mereka membuat lapangan kerja sendiri dengan berternak dan juga berkebun didaerah lahan mereka masing-masing.

Agar kebudayaan tidak hilang, mereka yang merupakan keturunan dari masyarakat Bali, tidak melupakan kebiasaan mereka yang menari dengan lirikan mata yang sangat tajam, hal tersebut ciri khas Bali yang ada, Juga Sanggah yang berdiri di depan rumah mereka masing-masing yang merupakan tempat bersembayang tiap keluarga yang ada.

Masyarakat Kampung Bali yang mayoritas hindu tersebut mendirikan sebuah Pura yang sangat menarik yang di Depannya ber Patung kan dua Ekor Naga.

Indentitas mereka tak akan hilang karena mereka mendambakan Kampung Bali yang merupakan cabang wilayah Bali yang berada dipulau Jawa tersebut.

Trims